sqIus80d5VwRjHCsULqdp1Lmmq7jVxCChULbkU68
Bookmark

Kenali Jenis Gigitan Serangga yang Sering Memangsa Anak-anak

Meski saya belum memiliki anak, namun setiap hari saya biasa berinteraksi dengan banyak anak-anak di rumah. Pekerjaan mengurus anak (ponakan) sudah menjadi makanan sehari-hari, sehingga saya lumayan paham dan mengerti berbagai masalah orang tua terhadap anak-anaknya.

Salah satu yang sering menjadi PR para orang tua adalah ketika sang anak bermain bebas di luar rumah dan membawa oleh-oleh berupa gigitan serangga, apalagi anak yang masih balita yang masih belum bisa melindungi dirinya sendiri. Biasanya orang tua akan dibuat pusing dengan bentol bekas gigitan serangga atau rengekan si kecil yang kesakitan karena bekas garukan yang bisa saja menjadi iritasi.

Jenis Gigitan Serangga
Gambar: pixabays.com

Memang gigitan serangga biasanya tidak menimbulkan dampak yang serius, namun jika terjadi kepada anak-anak responnya akan lebih rumit dari orang dewasa dikarenakan mereka merasa kurang nyaman dan belum bisa mengendalikannya. Oleh karena itu penting untuk para orang tua atau siapapun yang sering berhubungan dengan anak-anak untuk mengetahui jenis-jenis gigitan serangga sebagai pengetahuan dasar, sehingga bisa memudahkan kita dalam mengantisipasi dan melindungi anak-anak dari gigitan serangga.

Jenis-jenis Gigitan Seranggga dan Efek Pada Kulit

Seperti sudah disebut di atas bahwa sebagian besar gigitan serangga itu tidak berdampak serius, biasanya hanya bereaksi ringan dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun ada juga beberapa gigitan serangga yang beracun dan menyebarkannya ke tubuh sehingga menjadi biang penyakit.

Reaksi Gigitan Serangga Pada Kulit Anak
Gambar: hellosehat.com

Mengetahui jenis-jenis gigitan serangga akan sangat bermanfaat untuk pertolongan pertama atau penanganan pada gigitan dan juga kepaswadaan terhadap gejala serius yang ditimbulkan. Berikut beberapa jenis gigitan serangga:

1. Gigitan Nyamuk

Dampak Gigitan Serangga Pada Kulit Anak
Gambar: pixabay.com

Bagi kita yang tinggal di daerah tropis pasti sudah sangat akrab dengan gigitan nyamuk. Gigitan nyamuk sangat mudah di dapatkan bukan hanya ketika anak bermain di luar rumah, bahkan ketika tidur di rumahpun. Gigitan nyamuk termasuk jenis gigitan serangga yang paling ringan reaksinya, umumnya tidak menimbulkan gejala serius pada kulit hanya benjolan kecil kemerahan yang terasa gatal. Tapi tetap harus diwaspadai dampak lainnya karena nyamuk bisa menyebarkan penyakit berbahaya seperti malaria atau DBD.

2. Gigitan Semut

Gigitan Semut juga salah satu jenis gigitan serangga yang paling ringan reaksinya, namun lain halnya dengan semut merah atau semut api. Biasanya spesies semut ini memiliki racun yang bisa membuat kulit menjadi gatal, bentol, kemerahan, melepuh hingga sensasi perih terbakar. Hal tersebut akan membuat si anak sangat tidak nyaman.

Sebagai pertolongan pertama orang tua bisa mencuci bagian yang tersengat dan mengolesi dengan obat oles. Salah satu rekomendasi obat oles yang bagus bisa menggunakan salep Zambuk. Salep ini sangat cocok untuk mengobati berbagai masalah kulit salah satunya akibat gigitan serangga. Salep berwarna hijau keluaran Bayer ini bisa meredakan rasa nyeri dan gatal-gatal pada kulit akibat sengatan serangga, juga dapat membantu meredakan memar dan terkilir ringan.

Oh ya selain itu Salep Zambuk ini juga aman untuk anak-anak, itu yang paling penting kan Bunda.~

3. Gigitan Lebah dan Tawon

Daripada lebah, tawon menggigit dengan lebih agresif. Dia dapat menyengat berulang kali sedangkan lebah hanya sekali karena sengatannya akan tertinggal di kulit. Anak yang terkena gigitan Lebah atau Tawon pasti akan sangat kesulitan mengendalikan ketidaknyamanannya. Mungkin akan menangis hebat, disebabkan reaksi dari gigitan Lebah atau Tawon yang biasanya menyebabkan alegri parah pada sebagian orang. Reaksi umumnya berupa rasa sakit, kulit kemerahan, gatal dan bengkak untuk beberapa jam.

Pertolongan pertama pada kondisi ini bisa dengan membersihkan area sengatan, mencabut sengatannya dari kulit jika tertinggal, kompres dengan es untuk mengurangi nyeri dan bengkak, selanjutnya bisa diolesi dengan salep pereda nyeri seperti Salep Zambuk.

4. Gigitan Laba-laba

Untuk sebagian orang gigitan laba-laba mungkin yang paling menyeramkan, terlebih jika terjadi kepada anak-anak. Mungkin orang tua akan sangat panik dan memilih memeriksa ke dokter jika sang anak tersengat laba-laba. Kondisi ini memang jarang terjadi karena sangat sedikit laba-laba yang masuk rumah, kecuali si anak senang bermain di hutan.

Laba-laba umumnya tidak beracun, tapi sangat sulit membedakan antara gigitan yang beracun atau tidak dari serangga ini. Gigitannya ditandai dengan luka 2 tusukan kecil pada kulit, lalu biasanya disertai dengan gatal, kemerahan dan bengkak. Jika reaksi parah memang sebaiknya diperiksa ke dokter sehingga bisa mendapat penangan dan obat yang benar.

5. Gigitan Kutu dan Tungau

Kutu dan Tungau merupakan jenis serangga berbeda, namun penyebarannya hampir sama. Kutu dan Tungau biasanya ditemukan di perabotan rumah seperti kasur, sofa, karpet dan lain sebagainya. Bentuknya yang kecil membuat serangga ini sulit diliaht dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sebaiknya sering membersihkan perabotan di rumah agar terbebas dari kutu dan tungau, apalagi jika di rumah terdapat anak kecil atau balita.

Gigitan kutu tidak menimbulkan rasa sakit, biasanya akan muncul kumpulan bintik-bintik merah pada kulit. Berbeda dengan Tungau, gigitannya bisa menyebabkan penyakit bernama skabies. Penyakit ini bisa membuat pengidapnya merasakan gatal yang luar biasa di area tertentu. Kemudian akan muncul bintik-bintik merah yang banyak dan sangat gatal. Bantuan obat dari dokter mungkin diperlukan untuk penyakit ini jika bintik-bintik semakin melebar ke seluruh tubuh.


Itulah beberapa contoh jenis gigitan serangga yang mungkin sering terjadi di lingkungan rumah kita sehari-hari, terutama pada anak atau balita yang senang bermain di outdoor. Pengetahuan ini sangat penting untuk para orang tua agar tidak panik dan bisa memberikan pertolongan pertama sehingga reaksi daripada gigitan tidak terlalu parah. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para orang tua yang memiliki anak atau balita aktif.

Posting Komentar

Posting Komentar