sqIus80d5VwRjHCsULqdp1Lmmq7jVxCChULbkU68
Bookmark

#1 Dieng; Akses Menuju Negeri Diatas Awan Dieng

Hello. I'm Back.

Kali ini saya akan sharing pengalaman perjalananan berikutnya, yaitu ke Negeri Diatas Awan Dataran Tinggi Dieng. Yeah salah satu destinasi incaran saya. Akhirnya bisa mengunjungi Dieng untuk pertama kalinya pada awal tahun 2018, yaitu tepatnya tanggal 5-9 Januari 2018. Alhamdulillah. Sengaja saya menggeser jadwal pergi, supaya tidak pas dengan high session atau libur tahun baru. Alasannya (as always) supaya gak macet dan nunggu tempat wisata kosong dulu. Hehe.


Dieng Plateau atau lebih dikenal dengan sebutan Dataran Tinggi Dieng, merupakan sebuah kawasan vulkanik aktif yang berada di Indonesia. Terletak di provinsi Jawa Tengah, lebih tepatnya berada di antara dua kabupaten yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Luas wilayah Dieng tidak terlalu besar, hanya ada beberapa kecamatan saja. Meski termasuk wilayah terpencil di Jawa Tengah, Dieng termasuk salah satu tempat wisata favorit untuk saat ini.

Panduan Mengunjugi Dataran Tinggi Dieng

Mengapa ya, banyak orang sering menyebut Dieng sebagai Negeri Di Atas Awan?

Apa mungkin posisinya yang lebih dekat dengan awan? hihi. Memang, Dieng Plateau berada di dataran tinggi. Yaitu berada di ketinggian sekitar 2000 meter diatas permukaan laut. Dieng ini cukup unik menurutku, layaknya sebuah kota diatas gunung. Disana banyak pemukiman seperti pada umumnya, hanya saja lokasinya berada di atas / dataran tinggi. Coba gimana?

Kalau naik gunung pada umumnya kan kita mesti trekking dari bawah untuk sampai atas dulu. Ke Dieng kita sudah bisa menggunakan kendaraan dan gak harus tendaan. Cocok buat yang gak hobi hiking tapi ingin merasakan sensasi dan suasana pegunungan. Ya mirip-mirip puncak lah, tapi yang ini lebih berasa atmosfer nya.

Baca Juga: Mendaki Gunung Prau, Si Cantik yang Ramah Pemula

Seperti dataran tinggi /atau gunung pada umumnya, suhu di Dieng sangat dingin. Berkisar 12-20 derajat saat siang, dan 6-10 derajat saat malam... Brrrrrr pokoknya.. Bahkan menurut cerita warga, pada musim kemarau (sekitar Juli atau Agustus), suhu bisa mencapai 0 derajat. Walah gak kebayang kan bagaimana dinginnya. Sampai-sampai pada pagi hari bisa muncul es yang oleh warga setempat di sebut “Bun Upas” (Embun Racun) karena bisa merusak tanaman katanya.

Warga setempat sebagian besar berprofesi sebagai petani. Kebanyakan petani kentang. Selain kentang banyak juga tanaman-tanaman lain di budidaya disana. Contohnya seperti cabe, terong, dll. Dataran tinggi selalu terkenal dengan tanahnya yang subur.

Cara Berlibur ke Dieng
Semur kentang, Jajanan hits di Dieng (Sumber gambar: endahreestu.blogspot.co.id)

Akses menuju Dieng

Seperti biasa saya pergi bergerombol bersama teman-teman. Saya bukan tipe pejalan solo traveling, bahkan belum pernah pergi sendiri. Hehe. Rasanya belum nyaman aja kalau pergi sendiri. Kata orang, kalau pergi sendiri bisa tambah teman di jalan. Tapi sepertinya saya bukan tipikal orang seperti itu. Agak susah beradaptasi yang berkenalan dengan orang baru, hm mungkin kurang bawel. Sebel juga sih kadang, pemalu gini kadang menyulitkan. Jadi, cara terampuh saya agar tidak kesepian saat jalan adalah mengumpulkan masa (teman-teman) untuk diajak jalan bareng.

Kali ini saya pergi ber-7, menggunakan kereta malam dari Jakarta. Dari Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya, Dieng bisa dijangkau menggunakan mobil atau kereta. Untuk kita yang pergi dengan tidak menggunakan kendaraan pribadi, kita bisa naik kendaraan umum yaitu bis dan kereta. Hanya, jika menggunakan kereta ke Dieng, kita masih harus sambung menyambung atau estafet dengan kendaraan lain. Karena Dieng ada di dataran tinggi, jadi gak ada kereta yang sampai kesana ya.

Berikut rute kendaraan umum, dengan menggunakan bis dan kereta.

1. Cara Menuju Dieng Dengan Kereta

Pergi dengan kereta untuk sebagian orang adalah pilihan yang tepat. Contohnya, untuk yang sering mabuk perjalanan, biasanya mereka akan lebih nyaman dengan kereta. Akan tetapi untuk menuju Dieng dengan kereta sebetulnya cukup ribet. Kenapa begitu? Karena itu tadi. Tidak ada kereta sampai Dieng, jadi kita tetap harus "turun unggah" menggunakan kendaraan lain.

Meski ribet, untuk perjalanan saya dan teman-teman kemarin kami tetap menggunakan kereta. Selain biaya lebih hemat (sedikit) dari naik bis, alasan lain karena banyak rekan yang kurang nyaman naik bis jarak jauh (suka pusing katanya). Jadi, its oke lah ya, sambil nyoba juga.

Umumnya orang-orang yang menggunakan kereta ke Dieng akan berhenti di stasiun purwokerto. Sebetulnya bisa di stasiun lain, stasiun setelahnya seperti stasiun Kutoarjo sampai Yogya. Tapi untuk akses kendaraan umum lain (bis) untuk menyambung, akan lebih enak dari kota Purwokerto, Banyumas.

Transportasi Menuju Dieng
Stasiun Purwokerto

Dari Jakarta ataupun Bandung banyak tersedia pilihan kereta dengan berbagai kelas, mulai dari ekonomi, bisnis dan eksekutif. Dengan tarif paling hemat adalah 67K (KA Serayu ekonomi), start dari stasiun Pasarsenen. Untuk rute KA serayu ini melewati Bandung juga lho, rutenya puter arah jadinya cukup jauh dan lama. Untuk yang ingin naik di Bandung, bisa ke stasiun Kiara Condong (tidak berhenti di stasiun utama Bandung).

Dari stasiun Purwokerto, kita harus sambung dengan bus menuju kota Wonosobo. Untuk mendapatkan bus ke Wonosobo tentu saja dari terminal Purwokerto. Jadi, dari stasiun di kota Purwokerto kita harus menuju terminal nya terlebih dahulu. Gunakan angkutan kota (angkot) karena lokasinya lumayan jauh (tarif 4K per Jan 2018). Bisa juga menggunakan OJOL, hanya mungkin harus keluar dari stasiun dulu.

Setelah sampai di terminal Purwokerto, cari agen bis rute Wonosobo. Kalau bingung, langsung ke loketnya saja yang ada di dalam terminal. Terminal Purwokerto ini cukup besar dan rapi, jadi cukup nyaman menurut saya. Tapi calo mah tetep aja banyak, tetap jaga barang bawaan kalian ya.

Bis yang melayani rute Purwokerto – Wonosobo adalah bis antar kota yang ukurannya tidak terlalu besar. Disana mereka menyebutkan bis cebong, cebong Jaya nama PO nya. Gak ada hubungannya dengan sebutan pendukung calon presiden kala itu. hehe.

Liburan Seru Ke Dataran Tinggi Dieng
Bis Cebong Purwokerto - Wonosobo. Sumber gambar: gethashtags.com

Tarif bis dipatok 35K (per Jan 2018). Perjalanan dari Purwokerto ternyata masih sangat panjang lho teman-teman, harus melewati 2 kabupaten dulu yakni Purbalingga dan Banjarnegara. Lama perjalanan kurang lebih 2-3 jam, itupun sopir sudah ngebut ala Vin Diesel. Tipe jalan yang belok-belok (kadang naik turun), ditambah kecepatan di atas rata-rata cukup bikin jantung mau copot. Ketambah bis yang sudah tidak gagah lagi, alias agak reyot. Tapi tidur aja dah, biar gak kerasa. Hehe.

Sampai di kota Wonosobo, tapi perjalanan masih belum selesai. Kita masih harus sambung 1x lagi menuju Dieng. Kendaraan selanjutnya ini berbentuk bis yang lebih kecil lagi. Kalau di tempat tinggal saya (Sukabumi) disebutnya elf, sedangkan warga sana menyebutnya bis mikro. Sama saja lah ya, intinya bis kecil. Bis mikro tersebut melayani rute Wonosobo – Batur via Dieng (tarif 20k per Jan 2018).

Akses Menuju Dieng Wonosobo Dari Jakarta
Bis Mikro dari Wonosobo - Dieng. Sumber gambar: kompasiana.com

Akses menuju Dieng dengan kereta cukup panjang kan? Dan pastinya cukup melelahkan. Tapi jika kita menikmati perjalanan, it's not a big deal, percaya deh.

2. Cara Menuju Dieng Dengan Bis

Alternatif transport lain menuju ke Dieng selain menggunakan kereta, tentu saja dengan bis. Pilihan ini cocok untuk kalian yang tidak ingin ribet, dan senang yang instan-instan. Rute bis menuju Dieng paling dekat yaitu ke Wonosobo. Jadi kita tinggal sambung 1x Wonosobo – Dieng dengan bis mikro tadi.

Baca Juga: Referensi Tempat Wisata dan Kuliner Jogja

Dari Jakarta maupun Bandung, banyak tersedia bis yang melayani rute ke Wonosobo dengan berbagai kelas dan tarif yang bervariasi. Dari Jakarta diantaranya PO Sinar Jaya, Pahala Kencana, dan Damri. Untuk tarifnya mulai 80K sampai 300K tergantung kelas apa yang di pilih. Kalau terminal untuk start nya sih banyak, dari Jakarta sendiri bisa dari Lebak Bulus, Kampung Rambutan, Pulo Gadung dan lain-lain. Sedangkan kalau dari Bandung bisa menggunakan PO Sinar Jaya atau Budiman dari terminal Cicaheum. Tarifnya hampir sama dengan dari Jakarta (tergantung kelas apa yang dipilih).

Sesampainya di kota Wonosobo seperti cara di poin pertama, melanjutkan perjalanan menggunakan bis mikro menuju Dieng. Untuk tarif bis mikro ini sebetulnya masih simpang siur. Kemarin saat perjalanan pergi kami di tagih ongkos 25K oleh kernet, sedangkan menurut orang asli Dieng tarif adalah 20K. Saat perjalanan pulang, kami coba bayar 20K dan diterima kok.

Begitupun dengan bis cebong jurusan Purwokerto – Wonosobo. Saat perjalanan pulang kami ditagih 40K oleh kernet (sedangkan saat berangkat dari loket resmi bayar 35K). Tentu saja kami menolak, iseng-iseng dikasih 30K eh diterima juga (malah lebih murah dari pas berangkat). Loh? Gak tau deh yang mana yang bener.

Note:

Berhubung banyak supir atau kernet angkutan yang nakal, pastikan kalian sudah tau dulu tarifnya berapa. Dan selalu siapkan uang pas. Apalagi melihat kita bawa-bawa backpack seperti pendatang, supir tidak bertanggung jawab akan seenaknya kasih harga. Sampai-sampai angkot saja (di Purwokerto) menolak dikasih seharga tarif asli (minta lebihin), mungkin karena kita kelihatan pendatang. Padahal sebelumnya sudah cek dan tanya ke warga setempat untuk tarifnya, hm.. tapi yaudah deh ngalah saja.

Sementara itu dulu sharing perjalanan dari saya. Akses berikut ongkos untuk mengunjungi Negeri Diatas Awan, Dieng. Saya masih akan sharing banyak mengenai objek-objek wisata, itinerary, info penginapan, rental dan lain-lain. Di part lanjutannya. Silahkan klik Pesona Dieng.

Budayakan Comment Setelah Membaca :)

2 komentar

2 komentar

  • Unknown
    Unknown
    11 Februari, 2018
    Kira kira ada awan kinton gak disana ?
    • Unknown
      zoetami
      13 Februari, 2018
      Ada dong. Tapi bayar klo mau naik
    Reply