zoetami
2 Des 2024
Update:
4 Des 2024
Gunung Slamet merupakan gunung berapi aktif yang ada di Jawa Tengah. Secara geografis, gunung ini berada diantara 5 Kabupaten yaitu Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes dan Banyumas. Gunung dengan Ketinggian puncak 3428 meter diatas permukaan laut ini menjadi gunung paling tinggi di Jawa Tengah, juga tertinggi kedua di pulau jawa setelah Gunung Semeru (3676 MDPL).
Info Lengkap Pendakian Gunung Slamet (Rute, Simaksi, Jalur, Estimasi, Spot)
Gunung Slamet menjadi salah satu dari trilogi gunung S di Jawa Tengah, yaitu Sindoro, Sumbing, Slamet. Oleh karena itu, gunung ini cukup terkenal dan diminati para pendaki. Terlebih karena julukan gunung tertinggi jugalah yang membuat para pendaki ingin sekali menginjakan kaki di puncak Gunung Slamet.
Mendaki Gunung Slamet via Guci
Setelah menyelesaikan pendakian 2S sebelumnya yaitu ke Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing , saya melanjutkan ekspedisi triple S ke Gunung Slamet. Kebetulan Gunung Slamet baru dibuka kembali pendakiannya setelah ditutup beberapa waktu karena meningkatnya aktivitas vulkanik.
Mendengar Gunung Slamet sudah dibuka untuk pendakian, saya tidak menyiakan kesempatan dan langsung mengatur jadwal untuk mengunjunginya. Seperti biasa, jauh hari sebelum jadwal pendakian saya akan mencari teman mendaki untuk menemani pendakian saya. Tidak tanggung-tanggung, saya mendapatkan teman barengan sebanyak 9 orang yang akan mendaki di tanggal yang sama.
Team Pendakian
Ada beberapa jalur pendakian yang dapat dilalui untuk sampai di Gunung Slamet, antara lain: Jalur Bambangan di Kab. Purbalingga, Baturaden di Kab.Banyumas, Kaliwadas di Kab. Brebes, Dipajaya di Kab. Pemalang dan Guci di Kab. Tegal.
Setelah berbagai pertimbangan dan melihat banyak review di media sosial, saya tertarik dengan jalur Guci di Kab. Tegal.
Review Basecamp Guci
Jalur pendakian Gunung Slamet via Guci ini memiliki beberapa basecamp dan jalur pendakian yang berbeda. Yaitu basecamp Permadi, Kompak, dan Gupala. Saya memilih basecamp Permadi karena sepertinya itu yang paling populer disana. CMIIW.
Basecamp Permadi Guci beralamat di Jl. Lingkar Barat No.10, RT.01/RW.01, Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah 52466. Lokasinya tepat berada di sekitar wisata alam Guci.
Untuk sampai kesana ada beberapa opsi transportasi, pertama-tama kita harus menuju kota Tegal terlebih dahulu. Dari kota Tegal bisa menggunakan transportasi umum (2-3 kali ganti), transportasi online atau carter. Untuk transportasi umum sejujurnya agak ribet ya, karena harus naik turun dan ganti kendaraan. Paling efektif sih pakai taxi atau ojek online, hanya saja biayanya mungkin agak lumayan tinggi karena jaraknya sekitar 40 KM dari pusat kota Tegal. Saya pribadi, karena kemarin banyak barengannya, jadinya memutuskan untuk sharing cost carter kendaraan saja, biayanya jauh lebih hemat.
Saya tiba di Tegal sekitar pukul 5 sore, berkumpul di rumah salah satu teman yang kebetulan berasal dari kota tersebut dan kemudian berangkat bareng menuju basecamp dengan mobil carter. Sekitar pukul 6 sore, semua anggota sudah lengkap dan kamipun berangkat menuju basecamp sehabis shalat magrib.
Perjalanan dari kota Tegal membutuhkan waktu 1 jam, ditambah berhenti beberapa kali untuk melengkapi peralatan dan logistik, akhirnya tiba di Guci sekira pukul 9 malam. Karena lokasi basecamp berada di kawasan wisata Guci, sehingga akan melewati portal atau gerbang wisata dan membayar tiket masuk Rp. 10.000,-/orang.
Basecamp Permadi Guci
Setibanya di basecamp, kami bertemu teman-teman lain yang sudah datang terlebih dahulu dengan kendaraan pribadi. Malam itu tidak ada agenda apa-apa, kami lanjutkan acara bebas dan istirahat, menyiapkan stamina untuk pendakian esok pagi.
Para pendaki yang menginap di basecamp Permadi Guci akan dipersilahkan ke rumah salah satu warga bernama Bu Tati. Tempatnya lumayan luas dan nyaman, cukup untuk menampung beberapa orang. Terdapat 2 toilet alakadarnya, cukup lah untuk bersih-bersih. Karena saat itu weekday, jadinya hanya rombongan kami yang menginap di basecamp.
Estimasi Pendakian Gunung Slamet via Permadi Guci
Pagi menjelang. Hari itu Rabu, 4 September 2024 sedari pagi kami siapkan segala sesuatu untuk pendakian. Setelah sarapan di warung nasi sekitar, mengurus administrasi, kamipun memulai pendakian sekitar pukul 09:00 AM.
Ready to go
Oh ya, untuk biaya registrasi pendakian di Gunung Slamet via Permadi Guci adalah Rp. 25.000 + surat sehat yang sudah disiapkan dari rumah masing-masing. Gimana kalau gak bawa surat sehat? Katanya sih bisa di urus on the spot , tapi saya tidak tahu pasti soal itu. Untuk saya pribadi kemarin membuat surat sehat sendiri dibantu teman di Kota Tegal. Untuk saat ini surat sehat bersifat wajib. Katanya, akan digunakan untuk klaim asuransi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama pendakian.
Tiket Masuk Pendakian
Basecamp ke POS 1
Seperti hal di gunung-gunung lain, pendakian biasa dimulai dengan menggunakan jasa ojek. Ya, di jalur Permadi Gucipun ada ojeknya. Biaya jasa ojek ke pintu Rimba (Rp. 25.000) dan ke POS 1 (Rp. 50.000).
Kami semua sepakat untuk ngojek sampai POS 1. Jaraknya sangat lumayan sih, mungkin bisa menghemat 1 jam atau lebih apabila berjalan kaki, sedangkan dengan ojek hanya sekitar 15 menit saja. Jadi menurut saya cukup worth it dengan harga yang lumayan mahal itu.
POS 1 ke POS 2
Setelah semua anggota lengkap di POS 1, kami tidak membuang-buang waktu dan langsung memulai treking menuju POS 2. Saat itu jam menunjukan pukul 10:00 AM.
POS 1 Slamet via Permadi Guci
Jalur menuju POS 2 masih didominasi jalur setapak dengan rerumputan dan hutan rimbun di kanan-kirinya. Untuk elevasinya masih cukup landai, hanya sesekali saja melewati tanjakan. Berjalan sekitar 1 jam, akhirnya tiba di POS 2 (Rimpakan) ketinggian sekitar 2057 MDPL sekira pukul 11:00 AM.
POS 2 ke POS 3
POS 2 Slamet via Permasi Guci
POS 2 ditandai dengan tanah datar diantara hutan yang rimbun. Sangat sejuk dan nyaman. Kami istirahat cukup lama disini karena menunggu teman yang masih di belakang. Istirahat sekitar 1 jam sebelum akhirnya melanjutkan kembali pendakian sekitar pukul 12:00 PM.
Masih di POS 2
Jalur menuju POS 3 tidak jauh beda seperti dari 1 ke 2. Masih cukup landai, bahkan beberapa kali mendapatkan bonus. Nyaman sekali trekking siang itu. Meskipun sedang tengah hari dengan cuaca yang cerah, namun tidak terasa panas karena hutannya sangat rimbun dan sejuk.
Jalur ke POS 3, banyak landainya.
Setelah berjalan sekitar 45 menit, akhirnya tiba di POS 3 (Selo Pethak) sekitar pukul 12:45 PM.
POS 3 ke POS 4 (Camping Ground)
POS 3 Gunung Slamet via Permadi Guci
POS 3 hanya ditandai dengan papan penanda di tanah datar yang tidak terlalu luas. Saya bersama 4 teman lainnya yang berjalan beriringan istirahat untuk foto-foto sebentar, dan berencana untuk lanjut ke pos berikutnya. Sementara 5 teman lain masih dibelakang.
Kami memutuskan untuk lanjut karena di depan adalah pos terakhir (camp area), sehingga bisa sampai duluan dan mendirikan tenda agar teman-teman yang lain bisa langsung istirahat begitu tiba di campground.
Perjalanan dari POS 3 ke 4 membutuhkan waktu sekitar 45 menit, dengan trek yang masih sama saja seperti sebelumnya. Asli deh, kayaknya dari tadi belum ada jalur yang menyulitkan, trek didominasi jalanan setapak yang tidak terlalu menanjak bahkan banyak landainya.
Puncak terlihat dari jalur menuju POS 4
Kami tiba di POS 4 (Amreta) ketinggian 2448 MDPL sekitar pukul 01:45 PM, masih cukup siang ya. Apa kami mendaki kepagian? Katanya sih memang begini tipe jalur Permadi Guci, landai dan deket ke camping groundnya, tapi menyiksa pas summitnya. Duh jadi deg-degan tapi excited!
POS 4 Gunung Slamet via Permadi Guci
Camping ground Gunung Slamet via Permadi Guci ini tempatnya sangat nyaman. Terdapat beberapa undakan tanah datar untuk mendidikan tenda, dengan fasilitas mushola dan toilet. Yes, ada toilet dengan air yang melimpah dan jernih.
Agenda malam hari seperti biasa hanya masak-masak, makan, ngobrol-ngobrol, dan sebisa mungkin istirahat secepatnya untuk recovery badan dan mempersiapkan pendakian ke puncak (yang katanya akan menantang) esok pagi.
Sunset dari Camping Ground Amreta
Summit ke Puncak
Rencananya kami akan memulai pendakian summit sepagi mungkin, setelah shalat subuh. Tanpa terasa setelah shalat dan siap-siap sedikit, jam hampir menunjukan pukul 6:00 AM. Kok tetep aja siang ya.
Tapi gak apa-apa, karena jalur Guci ini berada timur menghadap barat Gunung Slamet, sehingga tidak akan melihat sunrise di jalur ini. Jadi tidak ada keinginan untuk sunrisean di jalur maupun di puncak. Kamipun memulai pendakian summit sekitar pukul 06:00 AM.
Benar saja, belum apa-apa, jalur summit sudah menyuguhkan tanjakan demi tanjakan yang ternyata belum seberapa dibandingkan tanjakan terakhir menuju puncaknya.
Dari camping area kita harus menuju POS 5 terlebih dahulu. Jalur masih menyusuri jalan setapak tertutup hutan lebat. Sesekali berupa akar yang perlu dipanjat. Jalur kadang menemui turunan, katanya kalau musim hujan akan melewati 3 aliran sungai. Saat itu, karena kemarau, hanya sungai kering saja.
Perjalanan ke POS 5 menghabiskan waktu sekitar 1 jam 30 menit. Kami tiba di POS 5 (Watu Ireng) sekitar pukul 07:30 AM. Sebelum tiba di POS 5, jalur sudah berubah dan melewati batas vegetasi. Yang awalnya tertutup pepohonan menjadi terbuka dengan medan batu, pasir dan kerikil. Sepertinya kami hampir sampai di jalur tengkoraknya Guci Permadi yang terkenal itu. Dimana para pendaki perlu menggunakan tali weebing untuk mendaki ke puncak.
Batas Vegetasi
POS 5
Dari POS 5 sudah terlihat jelas puncak Gunung Slamet. Seperti dekat di mata namun jauh di kaki. Terlihat juga antrian di jalur tali, dimana teman-teman pendaki yang naik dan turun bergantian. Sekitar pukul 08:00 AM kami lanjut perjalanan ke puncak. Melewati jalur tali dan medan yang sudah full pasir dan batu. Licin sekali. Naik selangkah, bisa-bisa turun dua langkah, itulah kenapa butuh pegangan untuk penahan.
Trek full batu dan pasir
Tali satu-satunya pegangan
Setelah berjibaku dengan jalur ke puncak yang astagfirullah, akhirnya dengan sisa-sisa tenaga, satu persatu kami tiba ujung tali dan Selamat Datang di Puncak Gunung Slamet. Alhamdulillah ya Allah.
Dari dulu saya selalu menunda ke Slamet karena melihat di media sosial saja sepertinya jalurnya susah. Setelah dicoba sendiri ternyata? Ya memang susah! Lebih susah mana sama Salak? "Salak sih!" hahaha.
Menurut saya setiap gunung gak bisa dibandingkan. Selain memang punya karakter yang berbeda, juga bergantung pada kesiapan diri masing-masing saat akan melewatinya. Dengan fisik dan mental yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari, trek Gunung Slamet (dan begitupun Salak) bagi saya susah namun bisa dilewati. Bahkan jauh lebih meyakinkan dari anggapan saya selama ini. Bulan-bulan ke belakang masih berkeyakinan "kayaknya sulit untuk ke Slamet", tapi I dit it!
Kami tiba di Puncak Slamet pukul 09:50 AM. Hampir 2 jam di medan tali, dan total 3 jam 50 menit dari camping area. Waktu yang lebih cepat dari prediksi. Bahkan rombongan lain yang sudah berangkat summit sejak pukul 03:00 AM, baru tiba bersamaan dengan kita. Artinya rombongan kami lebih hemat 3 jam. Hehehe. Masyaa Allah kan?
Puncak Kawah Slamet
Dari jalur Guci ini pertama kali pendaki akan sampai di Puncak Kawah. Sedangkan ke puncak tertinggi di Gunung Slamet (Puncak Soerono) masih perlu melipir lagi sekitar 15 menit melewati jalur punggungan kawah yang kecil dan curam.
Trek menuju Puncak Soerono
Puncak Soerono 3428 MDPL (7 orang dari 10 berhasil sampai puncak)
Lautan Awan Gunung Slamet
Perjalanan Turun
Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam saja di puncak. Selesai mengambil gambar dan menikmati pemandangan yang Masyaa Allah, kamipun bergegas turun. Jam menunjukan pukul 11:00 AM.
Jalur tali Gunung Slamet ternyata tidak lebih mudah saat turun. Perlu ketahanan kaki yang kuat agar tidak tergelincir karena medan pasir dan batu yang licin. Belum lagi harus gantian dan jaga jarak, khawatir ada batu yang jatuh mengenai teman dibawah kita.
Perjalanan turun menghabiskan waktu sekitar 3 jam, kami tiba di camping area sekitar pukul 2:00 PM. Bersih-bersih dan makan siang terlebih dahulu, lalu bersiap untuk perjalanan turun ke basecamp. Sepertinya kami sudah kesorean, selesai bongkar tenda jam menunjukan pukul 04:00 PM.
Sebenarnya perjalanan turun ke basecamp bisa saja lebih cepat, karena treknya yang tidak terlalu sulit. Namun karena salah satu teman kami mengalami kendala fisik sehingga tempo jalanpun menjadi lebih lambat. Kami akhirnya kesorean di jalur. Saat adzan magrib berkumandang, kami masih di POS 2 menuju POS 1.
Tidak berhenti sampai disitu. Masalah lain muncul ketika salah satu teman lainnya mengalami kendala psikis dan mistis. Hiiii. Karena kesorean di jalur dan hari itu adalah hari kamis (malam jumat) teman saya mendapatkan gangguan. Ini menjadi pengalaman mistis pertama saya selama bolak-balik ke gunung. Hihi.
Ya, intinya perjalanan turun kami sore itu tidak semulus harapan. Meski begitu Alhamdulillah kami semua tiba di basecamp bersama-sama dengan selamat sekitar pukul 7 malam. Anggap saja segala halangan dan rintangan sebagai bumbu, yang membuat perjalanan lebih berasa dan menarik ketika dikenang lagi. Hehehe.
Penutup
Gunung Slamet, sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah, menawarkan keindahan alam yang menakjubkan dan tantangan menarik bagi para pendaki. Jalur Permadi Guci menjadi jalur yang saya rekomendasikan untuk teman-teman pendaki, karena selain menantang dan pemandangannya bagus juga bisa memberikan kenyamanan terutama untuk kamu yang akan menginap di camp area.
Catatan
Ada beberapa catatan dan juga merupakan kesimpulan dari pengalaman pendakian saya ke Gunung Slamet via Permadi Guci.
Pilihan transportasi AKAP menuju BC Permadi Guci adalah bus ke Terminal Tegal atau Yomani dan kereta api ke Stasiun Tegal.
Angkutan menuju BC Guci Permadi dari kota Tegal adalah elf ke Yomani, lalu angkot arah Guci lalu angkutan lokal (bak terbuka) ke wisata Guci.
Entry Fee pendakian Gunung Slamet via Guci : Rp 25000 per orang, basecamp Rp. 10.000,-/orang
Biaya ojek gunung dari Basecamp ke Pintu Rimba Rp. 25.000,- dan ke POS 1 : Rp 50.000 sekali jalan.
Jika memungkinkan, mendakilah pagi hingga siang agar bisa tiba di camping ground sebelum hari gelap. Estimasi dari POS 1 ke camp area 3-4 jam perjalanan santai.
Pastikan peralatan dan perlengkapan serta logistik mencukupi. Tidak ada warung di jalur ini. Namun untuk air, jalur ini memiliki sumber mata air. Tapi paling tidak siapkan1,5 liter untuk bekal di perjalanan naik/turun.
Jangan tinggalkan sampahmu di gunung ya!
Jangan sembrono dalam bertutur dan berlaku saat di gunung. Permisi permisi-lah setiap lewat jalur, buang air kecil dan buang air besar.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini hingga selesai. Senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua. Semoga informasi tentang pendakian Gunung Slamet via Permadi Guci ini bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari info tentang pendakian Gunung Slamet.
Posting Komentar