Gunung Gede dan Pangrango masih menjadi salah satu gunung ikonik dan paling populer di Jawa Barat. Setiap akhir pekan atau musim liburan, para pendaki berbondong-bondong menuju Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, entah dengan tujuan mencapai puncak Gunung Gede atau puncak Gunung Pangrango.
Apalagi, setelah belakangan ini, tren pendakian tektok—alias naik dan turun di hari yang sama—semakin digemari. Banyak orang melihat pendakian gunung seolah menjadi aktivitas yang mudah dan praktis dilakukan. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Meski begitu, tektok tetap menjadi pilihan favorit, terutama bagi pendaki pemula yang baru mulai mengenal dunia pendakian.
Saya pribadi benar-benar merasakan pergeseran tren ini. Setiap kali mendaki gunung, suasananya terasa berbeda dibanding beberapa tahun lalu. Salah satunya ketika saya kembali ke Gunung Pangrango belum lama ini. Sebelumnya, saya juga pernah ke sana sekitar tahun 2022, saat pendakian tektok belum sepopuler sekarang. Waktu itu, Pangrango belum menjadi tujuan utama para pendaki. Meskipun berada di kawasan taman nasional yang sama dengan Gunung Gede, kebanyakan orang lebih memilih mendaki Gede yang memang lebih terkenal dan ramai.

Tektok ke Puncak Gunung Pangrango via Cibodas
Beberapa waktu lalu, saya dan beberapa teman memutuskan untuk mendaki Gunung Pangrango. Pendakian ini bisa dibilang cukup spontan karena baru benar-benar direncanakan kurang dari seminggu sebelum hari H. Berhubung konsepnya tektok—naik dan turun di hari yang sama—persiapannya pun sederhana saja. Kami hanya membawa perbekalan standar untuk perjalanan sehari.
Seperti pada umumnya, jalur yang paling nyaman menuju Puncak Pangrango adalah lewat basecamp Cibodas. Karena jalur ini memang paling dekat ke persimpangan antara Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Kami datang ke basecamp jumat malam dengan rencana mendaki sabtu dini hari (registasi di hari sebelumnya).
Informasi Basecamp dan Simaksi:0877-1117-0746 (Basecamp Lentera)
Estimasi Waktu Pendakian Tektok Gunung Pangrango via Cibodas
Malam itu, basecamp Cibodas cukup ramai. Sejak magrib hingga tengah malam, rombongan pendaki datang silih berganti. Saya mencoba tidur sebisanya, tapi tidak benar-benar nyenyak karena banyaknya lalu lalang pendaki yang datang.
Awalnya, kami berencana bangun pukul 1 pagi agar punya cukup waktu untuk bersiap dan mulai mendaki pukul 3 pagi. Tapi, seperti biasa, rencana di gunung kadang berbeda dengan kenyataan. Setelah siap-siap, packing ulang, dan sarapan cepat di warung nasi dekat basecamp, kami baru benar-benar mulai mendaki sekitar pukul 4 pagi.
Basecamp ke Pos 1 Panyangcangan: 66 menit
Setelah briefing singkat dari pihak basecamp dan sedikit pemanasan, kami memulai pendakian dari basecamp Lentera Cibodas. Pertama-tama jalur menyusuri jalan aspal sekitar 100 meter, lanjut paving block 100 meter berikutnya. Sekitar 10 menit berjalan, kami sampai di plang selamat datang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Dilanjutkan menyusuri anak tangga yang membawa kita ke Pos Simaksi. Kami sempat berhenti sebentar untuk melapor, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pos 1.
Jalur awal didominasi oleh tanjakan berbatu. Elevasi masih sedikit, dan banyak jalur landai. Karena masih gelap, kami benar-benar mengandalkan headlamp untuk penerangan. Jadi, pastikan membawa headlamp yang nyaman dipakai, apalagi kalau pendakian dimulai dini hari seperti ini, atau jika kemungkinan turun sudah menjelang malam.
Sebelum tiba di Pos 1, seperti biasa akan melewati beberapa spot ikonik jalur Cibodas, seperti Telaga Biru dan Jembatan Rawa Gayonggong. Setelah itu, perjalanan berlanjut hingga sampai di Pos 1 Panyangcangan (ketinggian 1600 mdpl), yang berada tepat di persimpangan menuju Curug Cibeureum.
Pos Panyangcangan ke Rawa Denok 1: 30 menit
Kami tiba di POS 1 sekitar pukul 05.06 AM atau setelah berjalan ± 1 jam dari basecamp. Sempat istirahat shalat subuh dulu untuk beberapa saat sebelum melanjutkan kembali perjalanan. Pos 1 berupa lahan datar yang cukup luas, ada bangunan shelter dan beberapa warung yang menyediakan logistik dan camilan, mulai dari air mineral, gorengan hangat, buah semangka, bahkan kalau siang ada jualan bakso juga di pos ini.
Setelah istirahat shalat kurang lebih 10 menit, kami lanjutkan kembali perjalanan ke Pos berikutnya. Seingatku, dari Pos 1 ke Pos 2 jarak tidak terlalu jauh. Hanya berjalan kurang lebih 30 menit sudah tiba di POS 2 Rawa Denok 1 (ketinggian 1795 mdpl).
Rawa Denok 1 ke Rawa Denok 2: 15 menit
Kami tiba di Pos 2 sekitar pukul 05.46 AM. Karena belum terasa capek, kami tidak beristirahat disana. Lagipula, jarak ke Pos berikutnya tidak terlalu jauh. Dari sini, perjalanan ke Rawa Denok 2 hanya memakan waktu sekitar 15 menit, jadi kami langsung tancap gas.
Rawa Denok 2 ke Batu Kukus 1, 2 dan 3: 47 menit
Kami tiba di Rawa Denok 2 (ketinggian 1863 mdpl) sekitar pukul 06.00 AM, hanya butuh 15 menit perjalanan dari Rawa Denok 1. Seperti yang pernah saya ceritakan di artikel pendakian Gunung Pangrango sebelumnya, jalur Cibodas ini memang punya banyak check point. Jarak antar posnya relatif dekat. Uniknya lagi, beberapa pos bahkan memiliki nama yang diulang, seperti Rawa Denok 1 dan 2, lalu Batu Kukus 1, 2, dan 3. Ini cukup membantu untuk memantau progres pendakian, terutama saat energi mulai berkurang.
Di Rawa Denok 2, kami berhenti sebentar untuk mengambil napas dan menunggu salah satu teman yang ke toilet. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju deretan pos Batu Kukus, mulai dari Batu Kukus 1 hingga Batu Kukus 3. Jarak antar pos di area ini hanya sekitar 10–15 menit saja, jadi terasa cukup cepat dan tidak terlalu melelahkan.
Batu Kukus 3 ke Air Panas: 30 menit
Kami tiba di Pos Batu Kukus 3 (ketinggian 2060 mdpl) sekitar pukul 06.47 AM, setelah berjalan kurang lebih 47 menit dari Rawa Denok 2. Di pos ini kami tidak beristirahat lama, hanya berhenti sebentar untuk minum, lalu langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos Air Panas.
Sebelum sampai di Pos Air Panas, akan melewati 1 pos bayangan yang disebut Pos Pemandangan Air Panas. Letaknya persis sebelum jalur yang melewati aliran air panas. Dari pos bayangan ini ke Pos Air Panas jaraknya sangat dekat, hanya sekitar 5 menit berjalan.
Air Panas ke Kandang Batu: 5 menit
Tiba di Pos Air Panas (ketinggian 2160 mdpl) sekitar pukul 07.10 AM. Foto-foto sebentar, lalu lanjut menuju POS berikutnya, yaitu Pos Kandang Batu. Jaraknyapun sangat dekat, hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit saja dari Air Panas.
Kandang Batu ke Kandang Badak: 50 menit
Tiba di Pos Kandang Batu sekitar pukul 07.20 AM. Pos Kandang Batu merupakan salah satu pos transit favorit untuk para pendaki untuk mendirikan tenda (selain di Kandang Badak). Areanya cukup luas dan nyaman. Di pos ini juga terdapat tempat ikonik daripada jalur Cibodas, yaitu air terjun.
Tanpa beristirahat di Kandang Batu, kami lanjut lagi perjalanan menuju pos berikutnya, yaitu Kandang Badak. Kalau dari Pos Simaksi ke Kandang Batu jalur masih relatif landai, beda lagi setelah dari sini, elevasi semakin naik dan melangkahpun semakin butuh effort lebih. Sebelum tiba di Pos Kandang Badak kita akan melewati satu pos dulu yaitu Pos Panca Weuleuh, berada di tengah-tengah antara Kandang Batu dan Kandang Badak.
Kandang Badak ke Simpang Pangrango: 5 menit
Tiba di Pos Kandang Badak (ketinggian 2391 mdpl) sekitar pukul 8.10 AM, wow masih cukup pagi ya! Perjalanan dari basecamp memakan waktu sekitar 4 jaman. Nggak bisa dibilang cepet juga sih, tapi lumayan. Dan untuk menuju puncak masih setengah perjalanan lagi, elevasinya saja masih sekitar 650 meteran lagi. Tapi gak usah dipikirin, mending santai dulu lah di Kandang Badak, buka perbekalan dulu, jajan gorengan dan semangka dulu, bisa juga ke toilet dulu. Enaknya jalur Cibodas itu begini nih, banyak bonusnya.
Kami istirahat cukup lama di Kandang Badak, 30 menitan. Lalu sekitar pukul 08.40 AM kami lanjutkan lagi pendakian menuju Puncak Pangrango. Beranjak sedikit saja dari Kandang Badak, sudah tiba di Pos Simpang Pangrango. Yaitu Pos persimpangan antara jalur ke Puncak Gunung Gede dan Puncak Gunung Pangrango.
Simpang Pangrango ke Puncak: 2,5 jam
Dari Simpang Pangrango memasuki jalur ke puncak, suasananya langsung berubah. Jalur lebih sepi karena sebagian besar pendaki memilih menuju Puncak Gede. Meskipun tidak se-sepi 3 tahun lalu, saat terakhir kali ke Puncak Pangrango. Saat itu dari awal summit sampai turun tidak bertemu pendaki lain satupun. Sedangkan sekarang masih bisa bertemu orang di jalur.
Saat setengah perjalanan ke puncak bertemu para pendaki yang sudah turun, sepertinya mereka summit pagi hari dari camping ground Kandang Badak. Jalur ke Puncak Pangrango yang terkenal teknikal dan panjang, benar-benar menguji mental. Tidak jarang saya bergumam, ngapain sih kesini lagi. Haha. Penyakit para pendaki banget, menyesal tapi dilakuin lagi.
Setelah 150 menit berjibaku dengan jalur yang Masyaa Allah itu, akhirnya sampai juga di Puncak Pangrango sekitar pukul 11.15 AM. Artinya pendakian ke Puncak Pangrango via Cibodas ini menghabiskan waktu sekitar 7 jam 15 menit. Tiba di puncak disambut riuh para pendaki yang sudah memadati Puncak Pangrango yang sempit itu. Mau foto di tugu juga antri. Yasudahlah, langsung melipir saja ke Mandalawangi. Disana rencananya mau istirahat untuk makan siang sebelum melanjutkan kembali perjalanan turun.
Mandalawangi masih seperti yang dulu, udara dingin bercampur kabut tipis, ditambah pemandangan hijau sejauh mata memandang menjadikan semua rasa lelah langsung terasa 'worth it'. Banyak orang bilang puncak bukan tujuan. Saya setuju, tapi tetap saja, berdiri di puncak setelah berjam-jam mendaki memberikan rasa syukur yang luar biasa.
Kami istirahat di Mandalawangi sekitar 2 jam, sudah lebih dari cukup untuk mengisi ulang tenaga untuk bekal turun. Karena pendakian tektok perlu manajemen waktu sebaik-baiknya, kami bersiap turun, harapannya tidak kemalaman di jalur. Kami turun sekitar pukul 1.00 PM. Sepanjang perjalanan tidak banyak berhenti, hanya sesekali untuk minum atau ke toilet.
Kata orang turun gunung lewat Cibodas itu gak nyampe-nyampe, dan benar begitu rasanya. Tapi ternyata, perjalanan turun ini kami memangkas sekitar 2 jam daripada saat naik. Kami sudah tiba kembali di pos registrasi tepat sebelum adzan magrib, sesuai harapan. Jika ditotal perjalanan tektok Pangrango via Cibodas ini memakan waktu kurang lebih 14 jam.
Penutup
Pendakian tektok ke Gunung Pangrango ini terasa panjang, tapi cukup menyenangkan karena jalurnya jelas dan banyak check point. Meski begitu, jangan meremehkan jaraknya. Walau terlihat mudah di awal, tenaga akan benar-benar diuji, terutama menjelang puncak dan saat perjalanan turun.
Buat yang ingin mencoba tektok lewat jalur Cibodas, pastikan fisik dalam kondisi prima, bawa perlengkapan seperlunya, dan atur waktu dengan baik agar tidak kemalaman di jalur. Dengan persiapan yang tepat, pendakian ini bisa jadi pengalaman seru dan menantang, sekaligus cara menikmati Gunung Pangrango tanpa harus bermalam.
Kesimpulan
Beberapa garis besar yang bisa diambil dari pengalaman pendakian tektok ke Gunung Pangrango sebagai catatan untuk teman-teman.
- SIMAKSI untuk tektok dibayar offline sebesar Rp. 100.000,-.
- Usahakan menginap di basecamp untuk pendakian lebih awal.
- Usahakan tidur sebelum mendaki supaya tubuh lebih fit.
- Jika memungkinkan, mendakilah sebelum subuh sekitar pukul 3-4, supaya bisa kembali ke basecamp sebelum gelap.
- Pastikan peralatan dan perlengkapan serta logistik mencukupi karena jalur ke Pangrango lebih panjang dan susah.
- Gunakan sepatu gunung agar lebih safety, meskipun tidak hujan dan hanya mendaki tektok (PP).
- Bawalah air 1 x 1,5 liter per orang atau lebih untuk pendakian tektok ke Gunung Pangrango.
- Jangan tinggalkan sampahmu di gunung ya! Sedih banget di Puncak Pangrango ada gunungan sampahnya. Huhu
- Jaga prilaku dalam bertutur dan berlaku saat di gunung. Permisi permisi-lah setiap lewat jalur, buang air kecil dan buang air besar. Toilet tersedia di POS Rawa Denok 2, Pemandangan Air Panas dan Kandang Badak.
- Perlu selalu diingat bahwa pendakian gunung selalu melibatkan risiko, jadi persiapkan diri kamu sebaik-baiknya dan patuhi peraturan yang berlaku.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini hingga selesai. Senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman semua. Semoga informasi tentang pendakian tektok Gunung Pangrango bisa menjadi referensi bagi teman-teman yang sedang mencari info tentang pendakian Gunung Pangrango. Siap menjajal jalur Gunung Pangrango yang bikin melongo?
Posting Komentar