sqIus80d5VwRjHCsULqdp1Lmmq7jVxCChULbkU68
Bookmark

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang

Semarang alias ibukota Jawa Tengah ini termasuk salah satu kota metropolitan di Indonesia. Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Atlas itu memiliki ragam potensi wisata yang bisa dikunjungi oleh para pelancong yang datang kesana. Mulai dari wisata kota atau wisata modern, wisata alam, wisata sejarah dan jangan lupa wisata kuliner nya yang melegenda yaitu lumpia.

Selain wisata-wisata yang disebutkan di atas, ada lagi nih yang cukup menarik perhatian saya sehingga ingin mengunjungi Semarang. Yaitu wisata Religi. Dan lebih uniknya lagi, kita bisa ber-wisata religi lintas agama. Wah apa tuh?

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang

Seperti kita ketahui bersama bahwasanya di Indonesia terdapat 5 agama yang di akui dan anut oleh masing-masing warga negara Indonesia. Yaitu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Sudah sepantasnya sebagai warga negara yang baik dan umat beragama yang baik, kita tetap saling menghargai dan bersatu di dalam perbedaan itu. Saya rasa itu memang terjaga di Indonesia sejak dulu, dan menjadi salah satu kekaguman negara lain terhadap Indonesia.

Kalau yang sering cekcok, rasis, tidak toleransi dan macem-macem itu sih sebagian kecil saja. Hanya oknum yang menurut saya pribadi sangat di sayangkan. Padahal urusan agama, hubungan kita dengan Tuhan itu urusan pribadi. Sedangkan urusan sesama manusia itu hubungan sosial, bukan spiritual. Kembali lagi ke Semarang.

Wisata Religi di Masjid Agung Jawa Tengah

Untuk saya yang seorang muslim, salah satu alasan ke Semarang tnetu ingin berwisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah yang super mewah itu. Yang disebut-sebut mirip dengan Masjid Nabawi Madinah kalau payung-payung di teras masjid sedang di buka. Masjid yang berdiri di tanah 10 hektar ini memiliki bangunan yang unik. Yakni campuran dari arsitektur Jawa, Islam dan Romawi. Atap masjid berbentuk limas khas jawa, tapi ujungnya dilengkapi dengan kubah dengan 4 menara di tiap penjuru. Dan ditambah 1 menara setinggi 99 meter. Menara tersebut disebut dengan menara Asmaul Husna dan bisa dinaiki oleh pengunjung, untuk melihat pemandangan sekitar masjid dari ketinggian.

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Masjid Agung Jawa Tengah

Untuk gaya romawi nya sendiri, terlihat dari pilar-pilar di pelataran masjid yang bergaya Koloseum Athena di Romawi. Pilar-pilar tersebut dihiasi dengan kaligrafi yang indah, yang menyimbolkan 25 Nabi dan Rasul.

Baca Juga: Jadwal Bus Tingkat Gratis di Semarang Beserta Info Rutenya
Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Masjid Agung Jawa Tengah

Kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah sudah terasa ketika kita memasuki area masjid. Karena sangat luas mulai dari parkiran sampai ke pelataran masjid nya sendiri. Nah, selain mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah saya juga mengagendakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata religi agama lain (lintas agama). Yaitu diantaranya ke Klenteng Sam Poo Kong dan Vihara Buddhagaya Watu Gong (Pagoda Avalokitesvara).

Klenteng Sam Poo Kong, Bangunan Artistik Saksi Sejarah

Sejarah dari klenteng ini sangat unik. Konon awalnya klenteng tersebut merupakan masjid yang dibangun oleh muslim tiongkok bernama Laksamana Zheng He ketika sedang berlayar dan singgah di Semarang. Tanda yang menunjukan keislaman petilasan tersebut dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Quran”.

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Klenteng Sam Poo Kong

Tapi pada akhirnya orang Indonesia keturunan Tiongkok menganggap bangunan itu adalah klenteng mengingat bentuknya memiliki arsitektur China. Dan Laksamana Zheng He yang konon merupakan seorang muslim itu dijadikan dewa, dan dibuatkan patung. Tapi sih katanya hal itu bisa dimaklumi, mengingat di agama Kong Hu Cu menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Baca Juga: De Tjolomadoe, Bekas Pabrik Gula yang Kini Menjadi Destinasi Wisata Solo
Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Klenteng Sam Poo Kong

Vihara Buddhagaya Watugong, Tempat Ibadah Umat Buddha di Semarang

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Vihara Buddhagaya Watugong / Pagoda Avalokitesvara

Memiliki 2 bangunan induk utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala. Pagoda Avalokitesvara lah yang mempunya nilai arsitektur tinggi dan menjadi pusat perhatian, khususnya bagi para wisatawan. Memiliki tinggi sekitar 45 meter, pagoda ini merupakan pagoda tertinggi di Indonesia.

Wisata Religi Lintas Agama di Semarang
Vihara Buddhagaya Watugong / Pagoda Avalokitesvara
Baca Juga: Daftar Candi di Jogja Untuk Liburan dengan Budget Murah Meriah

Tempat-tempat religi di Semarang tersebut memang sudah dibuka untuk menjadi tempat wisata sejak lama. Tapi disitulah keunikannya. Disadari atau tidak, kerukunan dalam keberagaman sangat kental terasa. Misalnya ya, ketika saya sedang berada di Masjid Agung Jawa Tengah. Disana banyak sekali pengunjung yang saya yakin bukan seorang muslim. Mereka hanya melihat-lihat arsitektur masjid, berswa photo di sudut-sudut masjid yang megah, dan lain-lain. Bahkan saya pribadi sempat membantu photo sepasang ibu dan bapak seorang chinese, yang ingin berpoto di pelataran masjid.

Begitupun di tempat lain. Saya yang berhijab sangat aman dan nyaman ketika berada di tempat ibadah mereka, seperti di klenteng dan vihara tadi. Meskipun disana banyak yang sedang beribadah juga, tapi suasana sangat kondusif dan sangat biasa. Bahkan waktu itu sempat masuk ke vihara melihat-lihat seperti apa sih dalamnya. Itu semua karena rasa penasaran, dan hanya sebatas untuk menambah wawasan dan pengetahuan saja, tidak lebih. Berwisata juga kan harus ada yang di dapat bukan? Masa hanya koleksi photo saja.

Kesan saling fanatik tidak ada disana. Yang ada hanya damai dan saling berdampingan. Sungguh indah. Benar-benar merasakan sebuah makna yang terkandung dalam salah satu ayat pada Al-Quran “Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku”. (QS. Al Kafirun:6).

Mengutip dari salah satu tulisan yang pernah saya baca (lupa sumbernya): "Tuhan tidak akan ditemui dalam gegap gempita cacian. Sebaliknya, Dia seringnya hadir dalam bisikan lirik di sudut-sudut ruangan. Kalau Tuhan saja maha pengasih dan penyayang, kok kita umatnya so so mau jadi dewa perang."

Mungkin akan ada yang tidak sependapat dengan itu, dan tidak apa-apa :)

Budayakan Comment Setelah Membaca

2 komentar

2 komentar

  • Bubuh Bukhori
    Bubuh Bukhori
    29 November, 2020
    Bisa jadi referensi euyy thanks infonyah
    • Bubuh Bukhori
      zoetami
      29 November, 2020
      Siapp suhuu panutan
    Reply